Asprov PSSI Inginkan SSB di Jatim Sehat dengan Perketat Perijinan Pendirian

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 11 Feb 2019 17:20 WIB

Asprov PSSI Inginkan SSB di Jatim Sehat dengan Perketat Perijinan Pendirian

SURABAYA PAGI, Lamongan - Masih adanya praktek kalau Sekolah Sepak Bola (SSB) hanya dijadikan wadah untuk mengumpulkan uang dari wali murid, apalagi pelatih nya tidak berlisensi membuat Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur, segera menertibkan SSB tersebut. Penegasan itu disampaikan oleh ketua Asprov PSSI Jawa Timur, Achmad Riyadh usai melantik Pengurus Askab PSSI Lamongan di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Lamongan, Senin (11/2/2019). Disebutkannya, penertiban itu dilakukan dengan menerbitkan aturan untuk meningkatkan kualitas pemain muda di Jawa Timur, dengan sasaran SSB yang selama ini menjadi wadah pembibitan pemain sepak bola. Dia menegaskan tidak akan memberikan izin pendirian SSB yang tidak memiliki pelatih berlisensi. Itu disampaikannya usai melantik Pengurus Askab PSSI Lamongan di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Lamongan, Senin (11/2). SSB yang sehatlah yang akan hasilkan pemain yang bagus. Ada pelatih berlisensi, punya kurikulum yang jelas dan punya sarana prasarana, ujarnya. Dia tidak menghendaki ada SSB tidak berkualitas yang hanya mengumpulkan uang dari wali murid. Nanti akan ada aturan, (pelatih) yang tidak punya lisensi, tidak boleh mendirikan SSB, tegasnya. Achmad Riyadh sempat memberikan pujian kepada Lamongan sebagai kabupaten yang pandai mengelola sepak bola. Karena dibanding daerah lain yang mungkin lebih kaya dari Lamongan, tidak ada yang bisa seperti Persela Lamongan, konsisten di kompetisi teratas. Itu pula yang mendasari Bupati Fadeli menargetkan tim Sepak Bola Porprov Lamongan untuk meraih medali emas. Porprov harus juara umum, dan sepak bola harus dapat medali emas, kata Fadeli. Pada 2003, Persela Lamongan yang kala itu berlaga di kompetisi Divisi I Liga Indonesia lolos ke Divisi Utama bersama Persib Bandung melalui babak play off di Kota Solo. Persela Lamongan kemudian di 2004 berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola profesional Indonesia, Divisi Utama Liga Bank Mandiri. Sejak itu Persela konsisten berada di kasta teratas, sementara daerah lain banyak yang tenggelam. jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU