Antisipasi Corona, Jam Operasional TransJakarta di Batasi Mulai 16 Maret 20

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 16 Mar 2020 08:36 WIB

Antisipasi Corona, Jam Operasional TransJakarta di Batasi Mulai 16 Maret 20

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Antrean penumpang parah terjadi di Halte TransJakarta Ragunan, Jakarta Selatan pagi ini Senin (16/3). Antrean terjadi pasca Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan pengurangan rute dan jam operasi. Pantauan detikcom di lokasi, antrean mengular hingga luar halte. Panjang antrean sekitar 20-30 meter. Setiap calon penumpang, dicek suhunya dengan termo gun. Antrean untuk masuk ke dalam halte dibuat menjadi dua. Tujuannya, untuk membuat lebih tertib. Hari ini, rute yang beroperasi dari Halte TransJakarta hanya sampai di Halte Halimun, Setiabudi, Jakarta Selatan. Jumlah bus yang beroperasi pun hanya berjumlah 25. Selain itu, petugas juga terlebih dahulu melakukan pengecekan suhu tubuh penumpang. Yang bersuhu lebih dari 38 derajat tidak diizinkan masuk. Operasional seluruh angkutan umum yang beroperasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni Transjakarta, MRT, dan LRT, dikurangi secara signifikan untuk membatasi pergerakan manusia terkait penyebaran wabah Covid-19. Pengurangan itu meliputi jam operasional, jumlah unit, dan jumlah penumpang yang diangkut. Mulai Senin tanggal 16 Maret hingga dua pekan nanti, ketiga jenis angkutan umum akan beroperasi pukul 06.00 hingga pukul 18.00, kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam jumpa pers, Minggu (15/3/2020). Segala jenis armada malam hari yang beroperasi di atas pukul 22.00 ditiadakan. Khusus untuk Transjakarta, dari 248 rute diturunkan menjadi 13 rute, yakni rute-rute yang selama ini menjadi koridor utama seperti Lebak Bulus-Harmoni, Blok M-Kota, Kalideres-Pasar Baru, Harmoni-Pulogadung, Pulogadung-Dukuh Atas, Ancol-Kampung Melayu, Ragunan-Dukuh Atas, Kampung Rambutan-Kampung Melayu, Pinang Ranti-Pluit, Tanjung Priok-PGC 2, Kampung Melayu-Pulo Gebang, Pluit-Tanjung Priok, dan Puri Beta-Blok M. Jumlah kendaraan operasional juga dipangkas. MRT yang biasanya memiliki 16 gerbong dengan kapasitas 300 orang diturunkan menjadi empat gerbong berkapasitas maksimal 60 orang. Demikian pula dengan LRT dan Transjakarta yang per unit hanya boleh mengangkut 60 orang. Pemerintah membatasi jumlah orang yang bisa masuk ke halte maupun stasiun untuk menjarangkan jarak antara satu penumpang dan penumpang yang lain. Frekuensi angkutan-angkutan umum ini juga dikurangi dari setiap 5 hingga 10 menit menjadi setiap 20-30 menit. Kebijakan ini memang sukar, tetapi warga harus menyadari agar jangan bepergian keluar rumah kalau tidak perlu sekali. Warga Jakarta juga jangan keluar kota agar tidak memperbesar risiko penularan virus atau mengakibatkan kesulitan jika sakit di luar Jakarta, ujar Anies Sebagai dampak kebijakan pembatasan angkutan umum ini, Pemprov DKI Jakarta juga mencabut aturan ganjil genap untuk dua pekan ke depan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengharapkan volume kendaraan tidak meningkat karena kesadaran warga untuk tidak bepergian. Meskipun begitu, ia tetap akan menambah personel Dinas Perhubungan di titik-titik keramaian sebagai antisipasi kemacetan. (dc/bk/sk/cr-03/dsy)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU