Antisipasi Corona Gelombang 2, China Siap-siap Lockdown Susulan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 06 Apr 2020 12:51 WIB

Antisipasi Corona Gelombang 2, China Siap-siap Lockdown Susulan

SURABAYAPAGI.com, China - Setelah diserang pandemi virus corona COVID-19 sejak akhir Desember 2019 lalu, kini China dibayangi kekhawatiran lagi. Pasalnya, negara tersebut khawatir akan terjadinya pandemi kedua yaitu Swine Fever Africa atau demam babi Afrika. Hal ini terjadi lantaran sebuah peternakan babi di Yunyang, Chonquing, diserang wabah tersebut. Pemerintah China khawatir wabah itu akan menjadi pandemi global kedua, setelah COVID-19. Saat menyelidiki kasus tersebut, tim penyelidik menemukan 298 babi yang terkontaminasi virus tersebut. Babi-babi itu sedang diangkut secara ilegal dari tempat lain. Mengutip dari Daily Star, penemuan ini membuat tim penyelidik langsung melacak keberadaan peternakan yang mengembang biakkan babi tersebut. Tapi, perburuan tersebut belum membuahkan hasil. Jika virus tersebut dibiarkan saja, dikhawatirkan akan berpotensi menyebar ke jutaan babi yang ada di daerah tersebut. Menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, demam babi Afrika ini bisa disebarkan oleh babi yang hidup maupun sudah mati. Selain dari babi, penularan juga bisa terjadi melalui pakan ternak yang terkontaminasi dan ini belum ada vaksin yang bisa mencegahnya. Jika terinfeksi pada manusia, akan menyebabkan terengah-engah saat bernapas hingga muncul bercak merah pada kulit. Meskipun khawatir, pemerintah mengklaim sudah memiliki cara penanganan yang tepat dan sesuai seperti yang telah mereka lakukan untuk menangani virus corona. Gejala yang bisa muncul saat terinfeksi mirip dengan virus corona, yaitu batuk dan demam tinggi. Lebih dari setengah juta orang di Jia, China, harus menjalani lockdown setelah ditemukannya kasus positif corona tanpa gejala. Tiga dokter dilaporkan tanpa gejala positif virus corona COVID-19. Kabupaten Jia di Provinsi Henan dengan sekitar 570.000 penduduk telah menghentikan transportasi keluar-masuk dari daerah tersebut. Kebijakan ini diketahui sudah terjadi sejak Senin kemarin. Mengutip Daily Mail, pejabat regional setempat telah memerintahkan semua desa, kota dan kompleks perumahan untuk lockdown di tengah kekhawatiran akan adanya wabah baru. Berita itu muncul setelah Beijing menyatakan pada akhir pekan lalu bahwa sebagian besar wabah sudah berhenti. Kehidupan di semua provinsi, termasuk bekas episentrum, Hubei, perlahan-lahan kembali normal. Gelombang kedua Tetapi kekhawatiran tentang adanya gelombang kedua tetap ada mengingat masuknya orang-orang dari luar China bisa menjadi silent carrier dan menyebarkan virus tanpa disadari. Silent carrier adalah pasien yang tidak menderita gejala virus corona COVID-19, seperti demam, sakit tenggorokan, atau batuk. Sampai kemarin Kamis (2/4/2020), sebanyak 22 orang dilaporkan meninggal dunia dan 1.273 kasus positif di Henan, yang berbatasan dengan Hubei. Dengan lebih dari 109 juta penduduk, Henan adalah provinsi terpadat ketiga di daratan China. Menurut Kantor Kontrol dan Pencegahan Coronavirus Kabupaten Jia, semua lingkungan harus memberlakukan tindakan isolasi yang ketat dan melarang penduduk mereka melakukan perjalanan yang tidak perlu. Setiap keluarga dilaporkan hanya dapat mengirim satu anggota keluarga per hari-nya untuk berbelanja. Semua penghuni harus memakai masker saat berada di luar. Mereka juga harus menggunakan kode kesehatan atau kupon kesehatan untuk membuktikan bahwa mereka bebas virus corona sebelum diizinkan pergi ke toko atau tempat umum lainnya. Provinsi-provinsi di sekitar China telah meluncurkan langkah-langkah pemeriksaan kesehatan yang ketat untuk mencegah terjadinya gelombang kedua. Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, para pekerja yang kembali dari provinsi Henan turun dari kereta yang diatur khusus di Stasiun Kereta Api Utara Shenzhen. Kasus tanpa gejala Pejabat kesehatan Henan melaporkan tiga kasus tanpa gejala pada hari Minggu. Menurut sebuah pernyataan, mereka adalah Zhang, Liu dan Zhou, semuanya bekerja di Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Jia. Mereka diidentifikasi positif oleh semua petugas kesehatan pada 25 Maret. Zhang dan Zhou keduanya dinyatakan positif dalam tes asam nukleat. Hasil tes Liu kembali sebagai positif tunggal, yang berarti ia dites positif tetapi masih membutuhkan lebih banyak tes untuk mengonfirmasi validitasnya. Liu dilaporkan pernah ke Wuhan, kota yang dulu menjadi pusat pandemi, tetapi telah melewati karantina mandiri selama 14 hari. Tak satu pun dari mereka menunjukkan gejala. Semua ditempatkan di bawah pengawasan medis. Seorang petugas kebersihan berusia 59 tahun, Wang, yang tinggal di kota lain di Henan juga didiagnosis mengidap virus corona COVID-19 pada hari Sabtu setelah mengunjungi Zhang di wilayah Jia seminggu sebelumnya. Pejabat setempat telah melacak 15 kontak dekat Wang dan 53 kontak dekat dari tiga dokter. Semuanya dalam pengawasan medis.(dailymail/xinhua/daily star/dc/cr-04/dsy)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU