Ancam Mundur, Upaya Bangun Frame Pemilu Curang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 15 Jan 2019 09:01 WIB

Ancam Mundur, Upaya Bangun Frame Pemilu Curang

SURABAYAPAGI.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin merespons pernyataan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso yang menyebut calon presiden nomor urut 02 Prabowo akan mundur dari Pilpres 2019 jika terjadi kecurangan. Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily merasa aneh dengan pernyataan itu lantaran saat ini menurutnya pertempuran pilpres 2019 masih belum dimulai. Sehingga tudingan kecurangan tak dapat dibuktikan. "Bagaimana bisa menyebut ada kecurangan. Bertempur dulu secara sehat lalu bicara soal kecurangan. Pilpresnya saja belum mulai," kata Ace di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (14/1). Menurut Ace, alasan Djoko Santoso menyebut Prabowo akan mundur karena ada kecurangan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memasukkan pemilih disabilitas mental ke daftar pemilih tetap (DPT) tak dapat dibenarkan. Sebab, selain sudah dilakukan sejak pemilu sebelumnya, kaum disabilitas mental atau tuna grahita juga memiliki tingkatan dan jenis yang tidak dapat digeneralisasi. "Tuna grahita itu kan ada gradasinya. Ada yang disebabkan oleh, ada yang karena autis dan lainnya. Jadi harus kita lihat jenisnya juga. Jadi jangan asal generalisir apa yang dimaksud dengan tuna grahita itu," katanya. Selain merasa aneh karena baru sekarang dipersoalkan, Ace menduga kubu Prabowo-Sandi sengaja mengembuskan isu tersebut agar memiliki alasan jika nanti kalah dalam Pilpres 2019. "Sepertinya ingin menciptakan alibi bahwa kalau kalah, ada yang salah. Menurut saya itu cara berpikir orang yang kalah. Bukan cara berpikir pihak yang selalu optimis menghadapi pertarungan yang sehat di Pilpres 2019," katanya. Sementara itu sebelumnya, Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferry Mursyidan Baldan menyebut Prabowo telah menyampaikan warning atau peringatan terkait kecurangan yang mungkin terjadi saat Pilpres berlangsung. "Berkaitan mundur yang disampaikan Pak Djoksan, itu sebenarnya warning, bahwa jangan lah perlakukan pemilu ini dengan hal-hal yang manipulatif bentuk kecurangan," kata Ferry di Gedung JCC, Jakarta, Senin (14/1). Ferry menjelaskan alasan Prabowo memberikan peringatan itu. Kata dia, Prabowo memandang pemilu sebagai simbol peradaban manusia. Jika terjadi kecurangan dalam pelaksanaannya maka dipastikan negara ini tak dihargai oleh negara lain.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU