Aliansi Mahasiswa Kecewa dengan Tindakan Pihak Kepolisian Saat Aksi GETOL

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Okt 2020 14:12 WIB

Aliansi Mahasiswa Kecewa dengan Tindakan Pihak Kepolisian Saat Aksi GETOL

i

Kesatuan Aksi Mahasiswa UNESA terjun langsung pada aksi GETOL. SP/ Mochammad Kasyfi Fahmi   

SURABAYAPAGI, Surabaya - Insiden kericuhan yang terjadi pada Aksi Getol pada Kamis (8/10/2020) mendapatkan berbagai komentar dari Masyarakat, Aliansi Mahasiswa dan Ahli Komunikasi. Tindakan polisi yang membawa beberapa Mahasiswa juga dinilai represif. Senin (12/10/2020).

 Kericuhan yang terjadi pada Aksi Puncak Buruh Mogok Nasional ini disebabkan oleh sekelompok anarkis yang merusak beberapa fasilitas umum, bahkan merugikan beberapa individu. "Saya yakin juga sudah ada tangan tangan yang mengkonsep. Hal ini dpt kita lihat misalnya, beberapa pendemo yg masih dibawah umur, kemudian terdapat oknum yg sengaja dibayar untuk sekedar "turun" kejalan tanpa mengetahui esensi dari demo tsb," ujar Putu Dosen FISIP UNAIR pada Wartawan Surabaya Pagi, Senin (12/10/2020).

Baca Juga: Kantor DPD PSI Surabaya Didemo Ratusan Simpatisan

 Ronny H. Mustamu, Direktur Quadrant Consulting ikut memberi komentar pada kericuhan yang terjadi pada 4 hari silam. "Kerusakan fasilitas umum yang berpotensi mengganggu layanan publik (Halte Transjakarta yang rusak dan Pos Polisi yang dibakar di Surabaya) bukanlah bagian dari rencana pengunjuk rasa," ungkap Rony H. Mustamu sebagai Pengamat Komunikasi.

 Oknum yang membuat kericuhan pada Aksi Getol ini sangat merugikan banyak pihak. Drama kericuhan yang berlangsung dalam aksi ini pun tidak bisa dikatakan sebagai drama yang kreatif. "Saya tidak melihat ini sebagai upaya kreativitas out of the box dari para pengunjuk rasa," tambah Rony.

WhatsApp_Image_2020-10-12_at_12.48.02WhatsApp_Image_2020-10-12_at_12.48.02

Baca Juga: Aktivis Praja Sumenep Demo Soroti Peredaran Minol

Antusias Aliansi Mahasiswa UPN Veteran Jatim dalam Aksi 8/10/2020

 Selain dari Pengamat Komunikasi, kerusuhan dalam aksi ini juga disoroti oleh beberapa Aliansi Mahasiswa dari Surabaya. Mereka ikut terjun ke lapangan dan menyaksikan langsung terjadinya kericuhan tersebut.

Baca Juga: APMP Jatim Gelar Aksi di Kantor KPU Bangkalan

 "Kericuhan tersebut tidak akan terjadi apabila pemimpin provinsi Jawa timur mau menemui massa aksi, saya sangat menyesali tindakan represif yang dilakukan oleh pihak kepolisian kepada massa aksi," ungkap Tomo, selaku Humas dari Aliansi Mahasiswa UPN Veteran Jatim.

 Tindakan polisi yang membawa sebagian mahasiswa untuk diamankan sangat disayangkan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa UNESA. "Perilaku kepolisian yang membawa beberapa mahasiswa saya rasa merupakan tindakan represif dengan tanpa alasan. Beberapa oknum kepolisian nyatanya menangkap beberapa demonstran (mahasiswa/pelajar) dengan alasan akan dilakukannya swap test bahkan tanpa alasan mereka langsung diciduk. Beberapa demonstran memberikan pernyataan bahwa beberapa oknum kepolisian menangkap dengan menggunakan jaket ojol. Dan nyatanya mereka yang ditangkap mendapatkan tindak kekerasan fisik maupun mental tanpa alasan," jelas Nada selaku koordinator Kesatuan Aksi Mahasiswa UNESA.mbi

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU