Adik Kelas SMA Pelaku Bom Dita Ungkap Cara Perekrutan Anggota Teroris

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 16 Mei 2018 10:42 WIB

Adik Kelas SMA Pelaku Bom Dita Ungkap Cara Perekrutan Anggota Teroris

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Dalam sebuah diskusi publik Wahid Foundation, Psikolog SEFT Corp Ahmad Faiz Zainuddin memaparkan bagaimana seseorang bisa menjadi teroris. Faiz juga diketahui mengenal pelaku bom Surabaya Dita Oeprianto dan pernah menuliskan tentang Dita di Facebook yang kemudian menjadi viral. "Ini sangat personal dan emosional. Dita itu kakak kelas saya, satu pengajian," kata Faiz membuka diskusi di Aula Rumah Pergerakan Gus Dur, Menteng, Jakarta, Selasa (15/5). 1. Menyusup ke dalam kegiatan pengajian Menurut Faiz, banyak kegiatan rohani Islam (rohis) di SMA di Surabaya disusupi orang-orang yang mau merekrut untuk bergabung dalam kelompok radikal. "Orang yang mau rekrut itu ikut pengajian, lihat siapa yang bisa diajak pengajian ke luar, nariknya pelan-pelan. Kita gak sadar di bawa ke alam radikal," kata Faiz. Faiz mengaku saat itu dirinya sempat diprospek untuk direkrut, namun ia sadar dan menolak. 2. Mereka yang direkrut adalah orang yang baik, ramah, dan cerdas **foto** Orang yang akan direkrut biasanya tidak akan langsung setuju. Terlebih yang ditargetkan adalah mereka yang cerdas, baik hati dan lemah lembut. "Orang yang dibawa ke paham radikal ini mereka yang lembut, ramah, gak kurang pendidikan tapi pintar. Kemudian ada yang bilang karena kalau stres, gak juga, gak miskin, banyak yang kaya," jelasnya. 3. Sifat anak muda yang masih mencari ideologi Ketiga adalah psikologis dari anak muda yang masih suka mencari ideologi dalam hidupnya. Faiz menyebut sebagai the needs of ideology. "Punya ideologi yang membenarkan mereka gak merasa bersalah. Bisa dari agama bisa dari non-agama," kata Faiz. Karena mereka sangat pintar, mereka ini yang tanya gak dijawab karena pertanyaan terlalu pintar, mereka gak mau cuma pengajian tapi ada diskusi 1 on 1. Dia butuh ideologi. 4. Individu yang rentan dan butuh teman Faiz meminta agar masyarakat tidak hanya menghujat mereka yang terkena paham radikal. Karena menurutnya, korban paham radikal butuh dukungan. Salah satu yang dicontohkan Faiz adalah sosok atau peran seorang ayah. "Kerentanan individual. Hampir semua kehilangan figur ayah. Fathering lebih penting dari mothering. Peran ibu mangayomi, ayah memberikan arahan. Secara emosi gak terlibat. Orang psikopat dan teroris kehilangan peran atau figur ayah. Jadi saya mohon pahami mereka jangan cuma mengutuk. Paham ketika mereka sedang mencari. Sama seperti narkoba, sebelum candu," papar Faiz. idn

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU