Home / KabarPartaiPolitik : H-6 Pemilu di Surabaya

Ada Parpol Diduga Minta Warga Kumpulkan KTP

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 11 Apr 2019 08:50 WIB

Ada Parpol Diduga Minta Warga Kumpulkan KTP

SURABAYAPAGI.com - Pemilu Serentak 2019 bakal berlangsung efektif enam hari lagi. Pada tanggal 17 April itu, para pemilik suara bakal berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara (TPS). Namun, apakah para pemilik suara itu bergerak dengan kesadaran sendiri atau karena imbalan uang? Muhabibi, warga Kedung Cowek, Kecamatan Bulak mengaku, kebanyakan warga memang tidak mengerti politik. Jadi, kalau ada yang menawari sejumlah uang, maka akan diterima. Menurutnya, sejauh ini baru ada satu parpol yang meminta sebagian warga untuk menyerahkan KTP. Walau tahu KTP itu akan digunakan untuk kepentingan pemilu, dia tidak yakin apakah untuk pileg atau pilpres. Kalau yang woro-woro sudah ada. Ada satu partai. Saya lupa. Mereka minta warga untuk mengumpulkan KTP, cetus Muhabibi kepada Surabaya Pagi, Rabu (10/4) kemarin. Menurutnya, sejauh masa kampanye 2019 ini, daerahnya masih aman dari money politics. Walau begitu, untuk gelaran pemilu sebelum-sebelumnya, praktik jual beli suara itu marak terjadi. Biasanya, sambung Muhabibi, uang diberikan jelang coblosan. Nek pemilu sing saiki durung onok. Nek pemilu sak durunge, seket ewuan, ungkap pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang parkir ini. Sebaliknya, Saiful, warga sekaligus pedagang di Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, justru menyebut para caleg yang berkampanye di daerahnya itu pelit. Soalnya, tidak ada caleg maupun tim sukses yang menebar uang dalam pesta demokrasi lima tahunan ini. Yang ada, sebut Joni, para caleg malah merepotkan pedagang. Bagian belakang warung Saiful sendiri adalah lapangan. Kapan hari pernah barang-barang mereka dititipkan di warung sini, tapi saya tak diberi apa-apa, keluh Saiful. Apalagi kalau kampanye malam. Nongkrongnya itu bisa sampai jam dua dini hari. Kan mestinya warung sudah waktunya tutup. Ngono iku mek pesen teh anget loro. Di tempat lain, warga Keputih Tegal Timur Baru, Kecamatan Sukolilo juga menyatakan hal yang sama. Sejauh ini belum ada caleg maupun tim sukses pilpres yang mengiming-imingi warga dengan sejumlah uang untuk mempengaruhi pilihan. Hanya saja, baik caleg khususnya kota, maupun tim sukses mengumbar janji bakal menyelesaikan persoalan sengketa tanah mereka dengan Pemkot Surabaya. Untuk diketahui, warga Keputih Tegal Timur Baru ini terancam digusur oleh Pemkot Surabaya. Pasalnya, lahan yang mereka tinggali diklaim pemkot merupakan lahan milik kota. Padahal, warga telah tinggal di balik eks-TPA Keputih itu dua dekade lamanya. Kalau yang mau ngasih uang itu belum ada. Tapi kalau yang janji mau bantu menyelamatkan warga dari penggusuran, banyak, papar salah seorang warga Dwi Prayitno. Terkait hal ini, Ketua Bawaslu Jatim Moh Amin meminta semua pihak yang terkait untuk bersama-sama mengawal pemilu. Oleh sebab itu, dia menghimbau masyarakat untuk melapor bila menemukan pelanggaran maupun potensi kecurangan, seperti pengumpulan kartu identitas. Selain menghimpun dan menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat, Bawaslu sendiri bakal secara aktif turun langsung untuk menemukan kecurangan, khususnya pada tiga hari masa tenang. Semua jajaran Bawaslu akan fokus pada masa tenang. Jangan coba-coba berbuat curang, tegas Moh Amin. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU