Home / Peristiwa Nusantara : BPBD Jatim Menyebut Mulai Banjir, Longsor, Gempa h

12 Bencana Ancam Jatim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 26 Des 2018 09:16 WIB

12 Bencana Ancam Jatim

Prilla Sherly, Noviyanti Tri, Tim Wartawan Surabaya Pagi Tsunami di Selat Sunda yang hingga Selasa (25/12/2018) menewaskan 429 orang, memang tak berdampak langsung ke Jawa Timur (Jatim). Namun bukan berarti Jatim bebas dari bencana gempa dan tsunami. Apalagi Oktober 2018 lalu, gempa berkekuatan 6,4 SR di perairan Situbondo mengguncang sejumlah daerah di Jatim dan merusak banyak bangunan di Madura. Ini diperkuat kajian ahli geologi yang menemukan adanya sumber gempa di Jawa Timur ada dua, yakni dari tumbukan lempeng tektonik di selatan Jatim dan sesar aktif di Jawa. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menyebut ada 12 ancaman potensi bencana di Jatim. Baik berupa banjir, longsor maupun tsunami. Karena itu, masyarakat diimbau lebih waspada menghadapi musim hujan di akhir tahun 2018 ini. ---- Ahli geologi dari Pusat Studi Kebumian, Bencana dan Perubahan Iklim (PSKBPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS) Surabaya, Amien Widodo, menyebut bahwa Jawa Timur, termasuk Surabaya, berpotensi terjadi gempa bumi. Menurut dia, Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) Kementerian PUPR telah merilis peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia pada Oktober 2017. Di Jawa Timur, potensi rawan bencana alam tsunami sendiri sekitar pada kawasan Jawa sampai Bali dan Lombok. Sebelumnya, pernah adanya tsunami pada tahun 1994 di Banyuwangi dan terjadi kembali pada tahun 2006 di Pangandaran (Jawa Barat), terang Amien Widodo ketika dihubungi Surabaya Pagi, Selasa (25/12/2018). Mengenai peta gempa sebagaimana kajian 2017 itu, Amien Widodo menyebut, bahwa sumber gempa di Jawa timur ada dua, yaitu dari tumbukan lempeng tektonik di selatan Jawa Timur dan sesar aktif di Jawa. Gempa akibat tumbukan lempeng dikenal dengan Gempa Megathrust 7 dan berpotensi tsunami melanda pantai selatan Jawa Timur," ujarnya. Sedang sesar aktif yang melewati Jawa Timur, lanjut Amien, terdapat di Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan, Surabaya, dan Waru (Sidoarjo). Sesar aktif itu juga sampai Caruban melewati Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, dan Nganjuk. "Sesar aktif di daratan umumnya sangat merusak, hal ini disebabkan besarnya guncangan yang merupakan fungsi kekuatan sumber gempa dan jarak sumber gempa. Walau kekuatan sumber gempanya kecil, kalau letaknya yang dekat di bawah kita, maka guncangannya akan berdampak besar," papar dia. Sedangkan untuk tanah longsor, ia mengimbau agar masyarakat berhati-hati yang berada di kawasan perbukitan dan gunung. Seperti sekitar Gunung Wilis maupun Kawi yang berlokasi di Malang. Biasanya bencana alam tanah longsor disertai dengan banjir bandang yang mana pernah terjadi di pantai Jember pada tahun 2006, kata Amien Widodo. Amien juga mengingatkan jika warga yang berlibur ke berbagai wisata alam di Jawa Timur. Untuk di Pulau Sempu Malang sebagai salah satu tempat wisata, saya menyarankan untuk pihak BMKG maupun BPBD agar bekerjasama meletakkan alat yang dapat mendeteksi tsunami. Bila terjadi longsor di Pulau Sempu maka dapat mengakibatkan tsunami yang berimbas pada beberapa wilayah seperti Lumajang dan Jember, jelas Amien Widodo. BPBD Jatim Potensi gempa, longsor dan banjir di Jatim yang disampaikan ahli dari ITS itu, dibenarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim. Bahkan, dalam kajian BPBD Jatim, terdapat potensi 12 bencana di Jatim. Sesuai dengan kajian bencana BNPB 2016, di Jawa Timur terdapat 12 potensi bencana yang mana 11 diantaranya merupakan alam seperti tanah longsor dan banjir. Sedangkan, satu potensi bencana lainnya adalah nonalam seperti adanya kegagalan teknis yang terjadi di Jalan Raya Gubeng, ungkap Kepala BPBD Jatim Subhan Wahyudiono dihubungi terpisah, Selasa (25/12/2018). Untuk lebih rincinya, Subhan menjelaskan mengenai penyebab rawan bencana alam di beberapa titik pada wilayah Jawa Timur. Dari 38 kota kabupaten di Jawa Timur terdapat 22 kabupaten yang memiliki potensi banjir karena terdapat tujuh wilayah dengan sungai besar seperti Bengawan Solo dan Brantas. Sedangkan, untuk potensi bencana longsor terdapat 13 kabupaten kota yang rawan, diantaranya Magetan, Pacitan, Trenggalek, tambah Subhan. Sedang tsunami di Selat Sunda yang diakibatkan aktivitas vulkanik anak Gunung Krakatau, Subhan menegaskan tak berdampak ke wilayah Jatim. Peristiwa di Selat Sunda tidak berdampak pada kawasan Jawa Timur namun justru terjadinya banjir pada Lumajang dan Jember di Sabtu (22/12) lalu. Banjirnya tersebut disebabkan oleh jebolnya tanggul di Desa Rowokangkung dan Sidorejo, terang dia. Akibat rawannya cuaca akhir tahun, BPBD dan BMKG bekerja sama dengan berbagai jajaran kepala daerah untuk siap siaga sebagai bentuk antisipasi terhadap bencana alam yang tidak bisa diprediksi. Kami sudah mengajak semua kepala daerah untuk siap siaga dengan memeriksa alat dan mendirikan posko di kawasan yang rawan bencana. Selain itu, dengan peningkatan jumlah pengunjung pariwisata di akhir tahun, kami juga selalu bekerja sama dengan Dinas Pariwisata agar selalu memantau. Untuk kawasan selatan Jawa Timur justru tidak memiliki gelombang tinggi bila dibandingkan bulan September-Oktober, namun tetap harus selalu waspada, papar dia. Antisipasi Pemkot Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya, Ery Cahyadi, mengatakan, pemetaan kawasan gempa di Surabaya menggunakan metode sondir dan boring tanah di seluruh kelurahan yang ada di wilayah Kota Surabaya. "Karena sesar Waru dan sesar Surabaya berpotensi menimbulkan gempa dan gempa itu menimbulkan kerusakan dan robohnya bangunan," kata Ery. Setelah hasil sondir dan boring tanah, Pemkot Surabaya akan mengevaluasi dan memperbaiki kondisi tanah dan bangunanan. "Semua hasil sondir boring tanah sudah kami kirim ke ITS. Hasilnya akan kami sosialisasikan dan kami lakukan perbaikan tanah dan kondisi bangunan (di Surabaya)," cetusnya. Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan memasang 15 unit seismograf (alat pendeteksi gempa) di Surabaya. "Kami akan memasang 15 seismograf di 15 titik yang ada di Kota Surabaya," imbuh Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya, Eddy Chrisjanto. Warga Masih Takut Sementara itu, kunjungan wisatawan ke Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma) yang menjadi salah satu destinasi wisata andalan Jember, sepi pengunjung saat libur Natal, Selasa (25/12) kemarin. "Hari ini (kemarin) kunjungan wisatawan ke Pantai Papuma sepi dan sepertinya bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda berpengaruh pada kunjungan wisatawan ke Pantai Papuma," ujar Suharno, Senior Duty Manager Wisata Tanjung Papuma. Tidak hanya Pantai Papuma, kunjungan wisatawan di sejumlah objek wisata pesisir pantai selatan Jember juga terlihat sepi seperti Pantai Watu Ulo dan Pantai Payangan dengan Teluk Love-nya. "Kunjungan wisatawan ke Papuma sempat mengalami peningkatan pada Minggu (23/12) dengan jumlah pengunjung mencapai 2.500 orang dan rata-rata jumlah wisatawan sebanyak 2.200 per hari saat liburan jelang Natal, namun kunjungan wisatawan menurun saat hujan deras mengguyur Jember," jelasnya. Nurul, salah seorang wisatawan asal Surabaya yang berkunjung ke Jember Nurul mengaku khawatir berlibur di pantai pascaterjadinya tsunami di Selat Sunda. "Biasanya kami memang mengunjungi Pantai Payangan dan Pantai Papuma saat liburan di rumah saudara di Jember, namun kali ini kami tidak kesana karena melihat kejadian tsunami di Pantai Anyer Banten membuat kami was-was saat berlibur di pantai," katanya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU